Rabu, 14 April 2010

8 cara ampuh meninggalkan rokok

JADI Anda berniat untuk berhenti merokok tapi tak tahu alasannya? “Karena rokok merugikan kesehatan,” bukan alasan yang cukup. Untuk mendapatkan motivasi yang besar, Anda perlu alasan yang bersifat personal dan kuat. Misalnya saja karena Anda ingin melindungi keluarga dari bahaya perokok pasif. Atau ancaman kanker paru-paru menakutkan bagi Anda. Atau barangkali Anda ingin terlihat lebih muda. Yang pasti, pilih alasan yang kuat agar lebih mudah mengucapkan selamat tinggal pada rokok.

1. Dapatkan dukungan

Katakan pada keluarga dan teman-teman bahwa Anda berniat keluar dari jeratan asap rokok. Dukungan dari mereka akan meningkatkan semangat Anda. Bila perlu untuk sementara Anda tidak bergabung dulu dengan teman-teman perokok.

2. Atur stres

Salah satu alasan orang untuk merokok adalah nikotin membantu mereka lebih rileks. Bila Anda berhenti dari rokok, maka Anda butuh pelarian lain untuk menghadapi stres. Mencoba pijat, mendengarkan musik, atau mendalami hobi, bisa jadi pelarian yang bersifat positif. Hindari situasi yang menimbulkan stres beberapa minggu pertama setelah Anda berhenti merokok.

3. Hindari kopi

Beberapa aktivitas bisa mendorong Anda untuk merokok. Alkohol dan kopi adalah pemicu yang paling kuat untuk merokok. Bila biasanya Anda merokok setelah makan, kini cobalah kegiatan lain, seperti menyikat gigi atau mengunyah permen.

4. Berolahraga

Ayo bergerak. Kegiatan olahraga bisa menurunkan ketergantungan pada nikotin dan menghilangkan gejala-gejala kecanduan, seperti rasa lemas dan pusing. Bahkan olahraga yang bersifat ringan, seperti berjalan kaki atau memotong rumput taman, sudah cukup membantu lho.

5. Konsumsi sayur dan buah

Sebaiknya jangan melakukan diet saat Anda ingin berhenti merokok. Bila Anda takut badan akan melar, fokuslah pada makanan rendah kalori seperti buah dan sayur. Penelitian yang dilakukan di Duke University menyebutkan makanan-makanan tersebut akan membuat rokok terasa tidak enak.

6. Pilih hadiah

Jangan pelit menghadiahi diri sendiri. Anda bisa mengumpulkan uang “jatah” rokok untuk dibelikan barang yang sudah lama diidamkan sebagai ganjaran atas kesuksesan Anda tidak merokok.

7. Terapi farmakologi

Kadangkala, gagalnya usaha berhenti merokok bukan karena tak adanya upaya, tetapi rangsangan otak yang telah tercemar nikotin bersifat lebih kuat dan memengaruhi seseorang untuk terus merokok. Untuk mengatasinya, lakukan terapi farmakologi dengan obat non nikotin untuk menghentikan gejaka ketagihan (craving) pada nikotin. Mintalah dokter untuk meresepkan.

8. Lakukan untuk kesehatan

Tahukah Anda, begitu kita berhenti merokok, banyak keuntungan kesehatan yang bisa diraih. 20 menit setelah berhenti merokok, tekanan darah akan turun. Satu hari kemudian kadar oksigen dan karbon monoksida dalam darah kembali normal dan risiko terkena serangan jantung berkurang. Dalam jangka panjang, risiko terkena penyakit jantung koroner, stroke, dan kanker paru, juga ikut berkurang


dari : http://madyos.wordpress.com/2009/08/06/8-cara-ampuh-meninggalkan-rokok/

Kamis, 08 April 2010

penatalaksanaa gangguan belajar pada anak

Penatalaksanaan Gangguan Belajar Pada Anak

By yudhakasman

Pendahuluan

Dalam menyongsong era globalisasi ini, dibutuhkan suatu modal agar kita dapat sukses melalui era ini. Modal yang terpenting adalah kualitas dari sumber daya manusianya sendiri, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain tingkat pendidikannya. Dibutuhkan bermacam faktor penunjang agar dapat tercapai tingkat pendidikan optimal yang diharapkan. Selain sarana dan prasarana seperti tempat pendidikan, kondisi sosial-ekonomi, lingkungan masyarakat, dan keluarga yang menunjang tercapainya tingkat pendidikan yang baik, ada satu faktor penting lain yang berasal dari dalam sumber daya manusianya sendiri, yaitu faktor kecerdasan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak, yaitu

- faktor internal (dari dalam diri anak itu sendiri)

- faktor eksternal (faktor luar).

Faktor internal tentunya sangat tergantung pada perkembangan fungsi otaknya, yang terjadi sejak ia masih berada di dalam kandungan ibu, oleh karenanya faktor gizi ibu dan anak sangatlah penting untuk diperhatikan. Selain hal tersebut di atas ada faktor lain pada diri anak itu sendiri yang dapat mempengaruhi kecerdasannya, yaitu faktor emosi dan perilaku dari anak tersebut. Dalam kondisi emosi dan perilaku yang terganggu tentunya anak tidak dapat tumbuh kembang dengan optimal. Ia akan mengalami berbagai macam hambatan dalam tumbuh kembangnya, seperti gangguan perkembangan fisik, gangguan dalam bidang akademis, dalam interaksi sosial dengan lingkungannya dan sebagainya. Selain hal itu faktor eksternal juga sangat penting untuk diperhatikan, karena rnempunyai dampak yang cukup besar pada turnbuh kembang anak bila faktor ini mengalami masalah. Kondisi-kondisi seperti ini apabila tidak dideteksi sedini mungkin dan mendapatkan pertolongan secepatnya, dapat mengakibatkan perkembangan anak terganggu, termasuk kecerdasannya. Diharapkan dengan intervensi dini anak akan tumbuh kembang dengan optimal sesuai dengan kemampuannya.

Perkembangan Otak (1,2)

Perkembangan otak manusia terjadi sejak di dalam kandungan, masa pra-natal, masa pasca-natal, masa dewasa dan usia lanjut. Pada rnasa awal periode perkembangan (pada usia 2-4 bulan, saat bayi mulai menyadari akan lingkungan sekitamya dengan puncak pada usia 8 bulan) terjadi pertumbuhan sel-sel otak yang sangat cepat. Bahkan pada anak usia 2 tahun, jumlah jaringan saraf dan metabolisme di otak dua kali orang dewasa dan hal ini menetap sampai usia 10-11 tahun. Karena itulah otak yang sedang berkembang mempunyai kemampuan yang sangat besar untuk memperbaiki diri(plastisitas otak) dan menemukan jalan untuk mengadakan kompensasi. Masa ini kita sering sebut dengan istilah Golden age/usia emas. Pada menjelang masa remaja (sekitar 18 tahun) plastisitas otak makin berkurang, namun kekuatannya makin meningkat, sehingga segala talenta yang telah ada sebelumnya kini slap dipraktekkan. Faktor genetik (nature) dan lingkungan (nurture) sering saling mempengaruhi. Potensi yang ada pada seorang anak merupakan modal dasar, namun apakah hal ini kelak akan dipergunakan secara positif atau negatif sangatlah tergantung dari stimulasi yang diperoleh atau pengaruh lingkungannya. Pada masa dewasa, meskipun tidak dapat dibentuk sel-sel otak baru pada susunan sarafnya, namun setiap sel saraf mampu untuk mengadakan cabang dan hubungan antar sel saraf yang baru guna mengkompensasi sel-sel yang rusak. Berbagai penyebab yang dapat mempengaruhi perkembangan otak:

Pada masa prenatal:

- Kelainan kromosom dan genetic yang banyak dijumpai ialah sindroma down akibat trisomi 21.

- Infeksi intra-uterine: rubella, toxoplasmosis, syphilis, herpes, cytomegalo virus, varicella, encefalitis virus dan lain-lain.

- Obat-obatan yang bersifat teratogenik yang diminum ibu hamil, misal antibiotik (tetrasiklin), phenytoin, progesteronestrogen,

lithium.

- Stres maternal yaitu hormon yang berhubungan dengan stres, seperti kortikosteroid, akan masuk ke dalam janin

melalui plasenta ibu dan dapat mempengaruhi sistem kardiavaskuler janin.

- Pada wanita dengan tingkat kecemasan yang tinggi sering mempunyai bayi yang hiperaktif dan iritabel, mempunyai

gangguan tidur dan berat badan lahir rendah serta pola makan yang buruk.

- Kondisi ibu dengan diabetes, gangguan endokrin, kekurangan nutrisi, kelaparan, ketergantungan zat dan obat.

- Pemakaian alkohol pada ibu hamil dapat terjadi Sindroma fetal alkohol, terdapat hambatan pertumbuhan (berat badan,

panjang badan), pelbagai anornali (bola mata yang kecil, garis tangan yang pendek dan sebagainya), mikrosefali, riwayat perkembangan yang terlambat, hiperaktif, gangguan pemusatan perhatian, kesulitan belajar, kejang, defisit intelektual.

- Merokok saat hamil dapat mempengaruhi berat badan lahir bayi

Kondisi seperti di atas dapat menimbulkan berbagai kelainan otak antara lain:

- Anensefali (tulang kepala tidak terbentuk, terjadi sebelum umur janin 24 hari)

- Mikrosefali (keadaan dengan ukuran lingkar kepala lebih kecil dari ukuran baku)

-Megalensefali (merupakan pembesaran jaringan otak).

Pada masa pascanatal:

Proses kelahiran yang lama dan sulit, dapat menimbulkan kekwangan zat oksigen di otak, yang berdampak pada kelainan saraf seperti serebral palsi, retardasi mental, gangguan inteligensi, epilepsi dan gangguan perilaku. Infeksi yang menyerang susunan saraf pusat dapat disebabkan oleh kuman atau virus. Infeksi virus ini menyebabkan radang dari jaringan otak atau ensefalitis, merupakan penyebab terbanyak dari keterlarnbatan perkembangan mental maupun kemunduran taraf perkembangan yang telah dicapai. Infeksi kuman yang menyebabkan radang selaput otak atau meningitis yang terbanyak adalah karena kuman tuberkulosis. Secara klinis ditemukan kelumpuhan anggota gerak, gangguan kesadaran, maupun gangguan perkembangan mental/ernosi. Penyakit kronik, apalagi bila dirawat di rumah sakit, akan menimbulkan kegelisahan pada anak dan juga pada orang tuanya. Sering mereka mengalami reaksi stres atau gangguan penyesuaian, akibat terhentinya sekolah dan anak kurang mendapat stimulasi selama sakit. Penyakit konvulsif seperti epilepsi, terutama bila sering kejang dapat menyebabkan kelainan neurologik dan gangguan perkembangan mental/emosi. Setiap serangan kejang dapat menimbulkan gangguan metabolisme dan fungsi dari sel saraf dan menyebabkan kerusakan sel itu sendiri. Semakin sering dan lama anak menderita kejang, semakin banyak gangguan yang terjadi pada susunan saraf pusat. Anak juga sering mengalami stres dan gangguan psikososial, perasaan malu dan rendah diri. Makin muda usia waktu timbulnya epilepsi, makin banyak ditemukan retardasi mental. Gangguan gizi pada anak dapat mempengaruhi perkembangan baik fisik maupun mentalnya. Anak yang menderita gangguan gizi berat memperlihatkan tanda-tanda apati, kurang menunjukkan perhatian terhadap sekitar, dan lambat bereaksi terhadap suatu rangsangan. Umumnya anak yang menderita gangguan gizi membutuhkan lebih banyak waktu untuk belajar dibandingkan anak normal. Juga anak-anak ini lebih mudah mendapat infeksi sekunder yang akut maupun kronik, anemia clan sebagainya. Gangguan gizi berat dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan jaringan otak, ditunjukkan dengan berkurangnya ukuran lingkar kepala. Anemia kekurangan zat besiyang biasanya kronik dapat pula menyebabkan gangguan perkembangan baik fisik maupun mental.

deteksi disleksia

Deteksi dini disleksia pada anak

Kesulitan membaca yang tidak diharapkan (kesulitan membaca pada seseorang yang tidak sesuai dengan kemampuan kognitif orang tersebut atau tidak sesuai dengan usia, tingkat kepandaian dan tingkat pendidikan), selain itu terdapat masalah yang berhubungan dengan proses fonologik.

Pada anak usia prasekolah, adanya riwayat keterlambatan berbahasa atau tidak tampaknya bunyi dari suatu kata (kesulitan bermain kata-kata yang berirama, kebingungan dalam menghadapi kata-kata yang mirip, kesulitan belajar mengenal huruf) disertai dengan adanya riwayat keluarga yang menderita disleksia, menunjukkan faktor risiko yang bermakna untuk menderita disleksia.

Pada anak usia sekolah biasanya keluhan berupa kurangnya tampilan di sekolah tetapi sering orangtua dan guru tidak menyadari bahwa anak tersebut mengalami kesulitan membaca. Biasanya anak akan terlihat terlambat berbicara, tidak belajar huruf di taman kanak-kanak dan tidak belajar membaca pada sekolah dasar. Anak tersebut akan makin tertinggal dalam hal pelajaran sedangkan guru dan orangtua biasanya makin heran mengapa anak dengan tingkat kepandaian yang baik mengalami kesulitan membaca.

Walaupun anak telah diajarkan secara khusus, biasanya anak tersebut akan dapat membaca tetapi lebih lambat. Anak tidak akan fasih membaca dan tidak dapat mengenali huruf secara tepat. Disgrafia biasanya menyertai disleksia. Selain itu penderita disleksia akan mengalami gangguan kepercayaan diri.

Penilaian membaca

Membaca dinilai berdasarkan analisis, kefasihan dan pemahaman. Tes yang dapat digunakan untuk menilai fonologi anak adalah Comprehensive Test of Phonological (CTOPP). Tes ini mencakup kepekaan fonologik, analisa fonologik dan menghapal. Tes ini telah distandarisasi di Amerika Serikat untuk anak usia 5 tahun sampai dewasa.

Pada anak usia sekolah salah satu tes yang penting adalah menilai apakah anak tersebut dapat menganalisis kata. Tes yang digunakan adalah Woodcock-Johnson III dan Woodcock Reading Mastery Test. Kefasihan berbicara dinilai dengan Gary Oral Reading Test. Untuk menilai kecepatan membaca suatu kata digunakan Test of World Reading Efficiency (TOWRE).

Sebagai uji tapis bagi para dokter, disarankan untuk mendengarkan dengan seksama saat anak membaca yang sesuai dengan usianya.

Pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan fisis memiliki peran yang sangat terbatas dalam mendiagnosis disleksia. Gangguan sensori primer harus disingkirkan. Pemeriksaan neurologik pada penderita disleksia biasanya normal.

Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan radiologis, elektroensefalografi dan analisis kromosom hanya dilakukan jika terdapat indikasi klinis. Pada kasus tertentu, pemeriksaan genetik harus dilakukan jika terdapat indikasi klinis. Pada kasus tertentu, pemeriksaan genetik harus dilakukan mengingat terdapat kelainan genetik seperti sindrom Klinefelter yang berhubungan dengan kesulitan bahasa dan mambaca.

dari : mutia nst

disleksia





Pendidikan Anak
Ditulis oleh Mutia Nst
Minggu, 15 Juli 2007 06:14

Disleksia ditandai dengan adanya kesulitan membaca pada anak maupun dewasa yang seharusnya menunjukkan kemampuan dan motivasi untuk membaca secara fasih dan akurat. Disleksia merupakan salah satu masalah tersering yang terjadi pada anak dan dewasa. angka kejadian di dunia berkisar 5-17% pada anak usia sekolah. Disleksia adalah gangguan yang paling sering terjadi pada masalah belajar. Kurang lebih 80% penderita gangguan belajar mengalami disleksia.

Angka kejadian disleksia lebih tinggi pada anak laki-laki dibandingkan dengan perempuan yaitu berkisar 2:1 sampai 5:1. Ada juga yang mengatakan bahwa ternyata tidak terdapat perbedaan angka kejadian antara laki-laki dan perempuan.


kesulitan-kesulitan pada anak belajar

Anak-anak berkesulitan belajar perlu mengetahui bahwa orangtua maupun guru yang akan membimbingnya dapat merasakan apa yang mereka rasakan/alami. Dengan kata lain, orangtua ataupun guru harus memiliki empati terhadap dirinya. Dengan begitu, secara bertahap mereka akan bisa terbuka – selanjutnya, mengemukakan keluhan-keluhannya – untuk mendapatkan pengarahan dan mencoba untuk mengatasi kesulitan belajarnya. Para orangtua maupun guru harus menyadari bahwa setiap anak adalah pribadi yang unik, tidak bisa digebyah uyah (digeneralisasi), masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kematangan yang mereka alami berbeda satu dan yang lainnya sekalipun memiliki jenis kesulitan yang sama. Karena itu, kebutuhan penanganannya pun berbeda dengan sentuhan-sentuhan yang individual untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.
Anak berkesulitan belajar memerlukan lingkungan yang hangat, penuh canda untuk memberi semangat agar merasa tidak sendiri (dikucilkan). Mereka akan lebih berkembang secara positif ketimbang bila berada dalam lingkungan yang penuh larangan, ancaman hukuman bahkan kalau mungkin sebaiknya hindarkan hukuman yang sifatnya fisik. Lebih baik meihat kelebihan-kelebihannya, daripada selalu mengungkit kekurangan-kekurangan atau kenakalan-kenakalannya. Namun, kita harus selalu konsisten dengan aturan-aturan yang ada, hingga mereka akan merasa aman, memperoleh batasan mana yang boleh dan mana yang dilarang.
Melihat hasil pendeteksian di atas, sebaiknya kita mengajarkan pada mereka dalam menyelesaikan tugas untuk memisah-misahkankan langkah-langkah yang diperlukan. Kemudian menyusun secara logis urutan-urutan yang harus dilakukan. Seperti halnya dalam aktivitas menulis. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengarahkan anak untuk memegang pensil dengan benar. Bila masih sulit, sebaiknya diberikan latihan-latihan (terapi) untuk penguatan otot tangan (misalnya dengan bermain play doh, busa sabun dan lain sebagainya).
Anak berkesulitan belajar selalu mengalami kesulitan bila mengorganisasikan dirinya. Barang-baran miliknya berserakan tak teratur. Sehingga perlu diberi struktur yang benar oleh guru maupun orangtuanya. Tujuannya adalah untuk mengetahui ruang geraknya dengan cara memberikan batasan yang jelas, apa yang boleh dan apa yang dilarang.
Orangtua bisa memberikan kepada mereka rutinitas kegiatan, seperti misalnya menempatkan setiap barangnya pada tempat yang telah disediakan, menjelaskan satu per satu yang akan dialami anak setiap harinya. Berangkat ke sekolah, usai sekolah akan pergi ke tempat terapi, setelah itu pulang ke rumah. Struktur bisa pula dikembangkan dengan cara menyederhanakan pilihan. Seperti “kamu mau pakai kaos merah atau yang biru?” daripada mengatakan “kamu mau pakai baju yang warna apa?”.
Bila Anda seorang guru, berikanlah kepada siswa-siswi – terutama untuk anak yang berkesulitan belajar – struktur dengan cara menentukan kegiatan yang akan dilakukan di kelas setiap hari di awal pembelajaran, menyiapkan anak saat kelas akan berakhir atau memberikan peringatan terhadap perubahan-perubahan rutin. Struktur yang diberikan saat mengerjakan tugas adalah menjelaskan tujuan apa yang diharapkan dari tugas yang sedang dilakukan, bagimana contoh nyata dan cara kerja yang diharapkan. Hal semacam ini akan lebih baik bila dapat ditulis dengan sederhana sehingga dapat dilihat sekaligus difahami. Dengan adanya struktur ini, diharapkan mereka akan lebih mudah berkonsentrasi pada tugasnya. Hindarkan materi yang sulit difahami apalagi dalam jumlah yang banyak, kemudian pakailah bahasa yang sederhana dan singkat.
Anak berkesulitan belajar dalam belajar membutuhkan penggunaan setiap saluran indera. Tujuannya adalah agar mereka memperoleh pengetahuan sekaligus mempertahan-kannya di dalam ingatan. Pengalaman menyentuh, merasakan, mencium, melihat, mendengar dan melakukan akan dapat mengorganisasikan dan mengintegrasikan informasi di dalam otaknya.
Sudah sama-sama kita fahami bila anak berkesulitan belajar sangat sulit menangkap konsep yang abstrak. Karena itu, ajaklah mereka melalui benda-benda yang nyata terlebih dahulu atau bisa pula melalui gambar-gambar yang mudah difahami karena pengalaman terhadap obyek-obyek yang nyata biasanya akan lebih mudah melekat dalam ingatan dan bisa segera dikeluarkan saat dibutuhkan.
Tentu saja semua itu akan menjadi lengkap bila melalui pendekatan multi-disiplin antar-profesional, seperti yang telah disebutkan di atas.
Menangani anak berkesulitan belajar adalah sebuah proses panjang yang membutuhkan kesabaran. Tak mungkin dilakukan secara instan dan terburu-buru.
Sejarah telah mencatat, beberapa nama kesohor adalah mereka yang terdeteksi sebagai anak berkesulitan belajar. Salah satunya adalah Thomas Alva Edison, sang penemu lampu pijar. Bayangkan, bila Edison tak memiliki orangtua (baca; seorang ibu) yang begitu yakin akan kemampuan anaknya dan memiliki kesabaran yang luar biasa. Ibu Edison tidak menyerah begitu saja ketika anaknya ditolak di beberapa sekolah karena dianggap anak bodoh. Barangkali hingga saat ini kita tak akan pernah menikmati sinar terang di malam hari dari lampu-lampu atas jasa penemuan Thomas Alva Edison.
Anak berkesulitan sangat memerlukan penenanganan yang benar dan kesabaran kita. Yakinlah!

dari : majalah anak spesial

anak berkesulitan belajar

BAGI orangtua, anak adalah sebuah representasi keberhasilan keluarganya. Karena itu, keberhasilan dalam belajar anaknya merupakan salah satu faktor penting dan diharapkan. Keberhasilan belajar anaknya akan mampu mengembangkan konsep diri yang positif bagi sang anak, selanjutnya akan sangat berguna di kemudian hari. Namun, bagi beberapa anak – anak-anak berkesulitan belajar – proses belajar tidaklah mudah, mereka memiliki kendala yang datang dari dalam dirinya.
Kesulitan belajar atau gangguan belajar (learning disorder, LD) adalah gangguan belajar pada anak yang ditandai dengan adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi dengan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai.
Anak bekesulitan belajar, adalah salah satu dari mereka yang berada dalam kelompok anak berkebutuhan khusus (children with special needs). Mereka adalah anak yang memiliki disfungsi minimum otak (DMO), sehingga menyebabkan tercampuraduk-nya sinyal-sinyal di antara indera otaknya atau terjadi gangguan di dalam sistem sataf pusat otak (neurobiologist) yang menimbulkan gangguan berbagai perkembangan, misalnya gangguan berbicara, berbahasa serta kemampuan akademiknya.
Jelas, anak-anak ini mengalami kesulitan bila harus belajar secara ‘biasa’ seperti halnya anak-anak yang lain. Mereka umumnya perlu diarahkan tentang bagaimana cara belajar bagi dirinya, bagaimana memulai dengan suatu tugas, bagaimana mengarahkan perhatian, mengamati, mendengarkan instruksi bahkan bagaimana mengarahkan beberapa proses pada saat yang bersamaan. Singkat kata, mereka memerlukan pendekatan penanganan yang beda dengan pendekatan yang biasa dilakukan anak-anak lain seusianya.
Bila tidak ditangani dengan baik dan benar, mereka akan mengalami gangguan emosional (psikiatrik) yang akan berdampak buruk bagi perkembangan kualitas hidup-nya di kemudian hari. Anak berkesulitan belajar biasanya tampil kurang dewasa dibanding teman-teman seusianya dan kesulitan belajar ini juga mempengaruhi koordinasi fisik dan perkembangan emosionalnya. Selain itu, anak berkesulitan belajar sulit menengarai isyarat-isyarat sosial yang ada dalam kehidupan bermasyarakat. Akibatnya, mereka terlihat seperti mempunyai kebiasaan sosial yang berbeda dengan lingkungannya. Tentu saja, hal ini membuat masyarakat di lingkungannya sulit untuk menerima, bahkan akan cenderung mengucilkannya.
Secara umum, penanganan bagi anak-anak berkesulitan belajar memiliki tujuan untuk membangkitkan kesadaran tentang dirinya, kemudian mengembangkan kelebihan dan meminimalkan kesulitan/kekurangan dalam dirinya. Dan, ini yang penting, menga-rahkannya untuk dapat mencari jalan keluar (solusi) dari permasalahan yang akan dihadapi nanti untuk menjadi seseorang yang mandiri.
Untuk menangani anak berkesulitan belajar diperlukan kerjasama yang baik dan positif antara orangtua (terutama), guru di sekolahnya dan beberapa profesional seperti misalnya, dokter anak, psikiater anak, psikolog, terapis. Diperlukan upaya serius dan berkesinambungan untuk melaksanakan penanganan terhadap anak berkesulitan belajar. Anak-anak berkesulitan belajar, biasanya merasa frustrasi karena sering mengalami kegagalan dalam menyelesaikan tugas atau pun langkah-langkah untuk diri sendiri. Dalam benak mereka, apa pun yang dilakukan selalu sia-sia, tak ada artinya, negatif dan lain sebagainya, pada intinya adalah selalu mengalami kegagalan. Tentu saja, kondisi semacam ini menjadi kontra produktif, mereka kemudian menjadi sensitif, tidak mudah untuk percaya pada orang lain bahkan (mungkin) terhadap orang yang paling dekat dengan dirinya, yakni orangtuanya. Untuk mengetahui apakah seorang anak memiliki kecenderungan berkesulitan belajar diperlukan pendeteksian yang cermat. Namun, secara umum bisa dilakukan hal-hal seperti di bawah ini:

Pada Usia Pra-sekolah
1. Terlambat bicara disbanding dengan anak seusianya
2. Memiliki kesulitan dalam pengucapan beberapa kata
3. Dibanding anak seusianya, penguasaan jumlah katanya lebih sedikit (terbatas)
4. Sering tidak mampu menemukan kata yang sesuai untuk satu kalimat yang akan dikemukakan
5. Sulit mempelajari dan mengenali angka, huruf dan nama-nama hari
6. Sulit merangkai kata untuk menjadi sebuah kalimat
7. Sering gelisah yang berlebihan
8. Mudah terganggu konsentrasinya
9. Sulit berinteraksi dengan teman seusianya
10. Sulit mengikuti instruksi yang diberikan untuknya
11. Sulit mengikuti rutinitas tertentu
12. Menghindari tugas-tugas tertentu, misalnya menggunting dan menggambar

Pada Usia Sekolah
1. Daya ingatnya terbatas (relatif kurang baik)
2. Sering melakukan kesalahan yang konsisten dalam mengeja dan membaca, Misalnya atau biasanya, huruf d dibaca b (misalnya duku dibaca buku atau sebaliknya buku dibaca duku), w dibaca m (misalnya waru dibaca baru atau sebaliknya baru dibaca waru), p dibaca q , w dibaca m dan lain sebagainya. Bila ini yang terjadi mereka termasuk dalam kelompok berkesulitan belajar disleksia.
3. Lambat untuk mempelajari hubungan antara huruf dengan bunyi pengucapannya.
4. Bingung dengan operasionalisasi tanda-tanda dalam pelajaran matematika. Misalnya, tak dapat membedakan arti dari simbol – (minus) dengan simbol + (plus), simbol + dengan simbol x (kali) dan lain sebagainya.
5. Sulit dalam mempelajari keterampilan baru, terutama yang membutuhkan kemampuan daya ingatnya.
6. Sangat aktif dan tidak mampu menyelesaikan tugas atau kegiatan tertentu dengan tuntas. Kalau ini yang terjadi mereka termasuk dalam kelompok berkesulitan belajar hiperaktif atau GPPH (gangguan pemusatan pemikiran dan hiperaktifitas).
7. Impulsif (bertindak tanpa dipikir terlebih dahulu)
8. Sulit berkonsentrasi
9. Sering melanggar aturan yang ada, baik di rumah maupun di sekolah
10. Tidak mampu berdisiplin (sulit merencanakan kegiatan sehari-harinya)
11. Emosional (sering menyendiri), pemurung, mudah tersinggung, cuek terhadap lingkungannya
12. Menolak bersekolah
13. Tidak stabil dalam memegang alat-alat tulis
14. Kacau dalam memahami hari dan waktu

Pada Usia Remaja/Dewasa
1. Sulit/salah mengeja huruf berlanjut hingga dewasa
2. Masih saja sering menghindar dari tugas-tugas membaca dan menulis
3. Mungkin saja lancer dalam membaca tapi tidak mengerti atau tidak bisa menjelaskan apa yang telah dibacanya
4. Sulit menjawab pertanyaan yang membutuhkan penjelasan lisan dan/atau tulisan
5. Daya ingatnya terbatas
6. Sulit menangkap konsep-konsep yang abstrak
7. lamban dalam bekerja
8. Sering tidak telitu (ceroboh) pada hal-hal yang seharusnya rinci atau malah sebaliknya justru terlalu focus kepada hal-hal yang rinci
9. Bisa salah (distorsi) dalam membaca informasi


dari : majalah anak spesial

Minggu, 04 April 2010

gangguan belajar da sistem otak

PENURUNAN prestasi akademis bisa menjadi salah satu indikasi, adanya kesulitan belajar yang dialami anak-anak usia sekolah. Bila ditelusuri, ternyata kesulitan belajar ada kaitannya dengan gangguan kerja otak secara medis maupun nonmedis.

GANGGUAN kerja otak secara umum muncul dalam berbagai keluhan. Mudah lupa, gampang stres, mudah emosi, cepat lelah, mudah pusing, lambat memahami materi, sulit konsentrasi, sulit merespon, telat bereaksi, hingga menurunnya daya kreativitas.

Hingga kini masih sering ditemui penanganan yang tidak tepat pada anak-anak yang mengalami gangguan kerja otak, baik oleh orangtua, guru, pemerintah, serta orang dewasa yang bertanggungjawab mencerdaskan bangsa. Sebab utamanya satu: kurangnya wawasan dan pengetahuan.

Orangtua kadang menambah jam belajar anak-anak serta memaksa mereka ikut les tambahan di luar sekolah. Tujuannya supaya anak jadi lebih pintar. Sementara oknum guru di sekolah malah memberi sanksi fisik maupun non fisik yang membuat anak-anak makin tertekan.

Ironisnya, bila tak lagi bisa ditangani para guru, pimpinan sekolah biasanya memanggil orangtua. Kemudian menganjurkan si anak untuk dipindahkan ke sekolah lain. Saat bersamaan para pembuat kebijakan tiap tahun terus membuat standarisasi nilai kelulusan yang harus dicapai anak-anak.

"Padahal penerapan cara-cara di atas seringkali tidak menyelesaikan masalah. Sebab penanganannya memang tidak tepat sasaran," ungkap peneliti otak dan sistem syaraf manusia, Shifu Yonathan Purnomo, pada Seminar Rahasia Kecerdasan Otak, di Hotel Baltika, akhir pekan lalu.

Penegasan itu disampaikan setelah 20 tahun terakhir Yonathan meneliti otak dan sistem syaraf manusia di Indonesia, Cina, dan beberapa negara lain di dunia. Gangguan kerja otak bisa disebabkan faktor medis seperti tumor, kanker, dan cacat lahir. Sedangkan sebab non-medis yaitu kebiasaan dan perilaku tahunan yang menyebabkan otak tidak tumbuh optimal.

Pria 46 tahun ini mengungkap perilaku yang kurang tepat yaitu memberi terlalu banyak beban pelajaran kepada si kecil, sebelum usia mereka mencapai 12 tahun. Memaksa anak belajar menguasai materi tertentu, justru bisa menghambat pertumbuhan otak. Kondisi tersebut memicu terjadinya gangguan kerja otak.

"Kecerdasan otak bersifat fluktuatif sama seperti kesehatan jasmani. Kecerdasan otak juga bisa dilatih agar kuat menghadapi berbagai situasi dan tekanan. Caranya melalui latihan Shuang Guan Qi Xia secara benar dan teratur," ujar Shifu Yonathan.

Melalui Shuang Guan Qi Xia, ayah empat anak ini menciptakan 180 gerakan senam sederhana yang bersumber dari beladiri kungfu. Yonathan yang juga Guru Besar Perguruan Xin Gong Ci yang berpusat di Surabaya ini mengungkap, berbagai gerakan tersebut bertujuan melatih keseimbangan kerja otak kiri dan kanan.

Beberapa gerakan yaitu membentuk angka delapan dan nol menggunakan kedua tangan. Menyentuh jari-jari tangan secara bergantian, bermain tembak jari, serta sentuh jari-jari tangan dengan berbagai variasi gerakan.

"Latihan ini membuat orang yang melakukan tidak mudah lupa dan tetap produktif hingga usia tua, tidak gampang sakit, dan pada akhirnya tidak bikin susah orang lain di masa tua," terang Yonathan.

(ricky reynald yulman)

apa itu gangguan belajar?

Gangguan Belajar
DEFINISI

Gangguan belajar meliputi kemampuan untuk memperoleh, menyimpan, atau menggunakan keahlian khusus atau informasi secara luas, dihasilkan dari kekurangan perhatian, ingatan, atau pertimbangan dan mempengaruhi performa akademi.

Gangguan belajar sangat berbeda dari keterlambatan mental dan terjadi dengan normal atau bahkan fungsi intelektual tinggi. Gangguan belajar hanya mempengaruhi fungsi tertentu, sedangkan pada anak dengan keterlambatan mental, kesulitan mempengaruhi fungsi kognitif secara luas. Terdapat tiga jenis gangguan belajar : gangguan membaca, gangguan menuliskan ekspresi, dan gangguan matematik. Dengan demikian, seorang anak dengan gangguan belajar bisa mengalami kesulitan memahami dan mempelajari matematika yang signifikan, tetapi tidak memiliki kesulitan untuk membaca, menulis, dan melakukan dengan baik pada subjek yang lain. Diseleksia adalah gangguan belajar yang paling dikenal. Gangguan belajar tidak termasuk masalah belajar yang disebabkan terutama masalah penglihatan, pendengaran, koordinasi, atau gangguan emosional.

PENYEBAB

Meskipun penyebab gangguan belajar tidak sepenuhnya dimengerti. Mereka termasuk kelainan pada proses dasar yang berhubungan dalam memahami atau menggunakan ucapan atau penulisan bahasa atau numerik dan pertimbangan ruang.

Diperkirakan 3 sampai 15% anak bersekolah di Amerika Serikat memerlukan pelayanan pendidikan khusus untuk menggantikan gangguan belajar. Anak laki-laki dengan gangguan belajar bisa melebihi anak gadis lima banding satu, meskipun anak perempuan seringkali tidak dikenali atau terdiagnosa mengalami gangguan belajar.

Kebanyakan anak dengan masalah tingkah laku tampak kurang baik di sekolah dan diperiksa dengan psikologis pendidikan untuk gangguan belajar. Meskipun begitu, beberapa anak dengan jenis gangguan belajar tertentu menyembunyikan gangguan mereka dengan baik, menghindari diagnosa, dan oleh karena itu pengobatan, perlu waktu yang lama.

GEJALA

Anak kecil kemungkinan lambat untuk mempelajari nama-nama warna atau huruf, untuk menyebutkan kata-kata untuk objek yang dikenal, untuk menghitung, dan untuk kemajuan pada awal keahlian belajar lain. Belajar untuk membaca dan menulis kemungkinan tertunda. Gejala-gejala lain dapat berupa perhatian dengan jangka waktu yang pendek dan kemampuan yang kacau, berhenti bicara, dan ingatan dengan jangka waktu yang pendek. Anak tersebut bisa mengalami kesulitan dengan aktifitas yang membutuhkan koordinasi motor yang baik, seperti mencetak dan mengkopi.

Anak dengan gangguan belajar bisa mengalami kesulitan komunikasi. Beberapa anak mulanya menjadi frustasi dan kemudian mengalami masalah tingkah laku, seperti menjadi mudah kacau, hiperaktif, menarik diri, malu, atau agresif.

DIAGNOSA

Anak yang tidak membaca atau belajar pada tingkatan yang diharapkan untuk kemampuan verbal atau kecerdasan harus dievaluasi. Pemeriksaan pendengaran dan penglihatan harus dijalankan, karena masalah pikiran sehat ini bisa juga berhubungan dengan keahlian membaca dan menulis.

Dokter meneliti anak tersebut untuk berbagai gangguan fisik. Anak tersebut melakukan rangkaian tes kecerdasan, baik verbal maupun non verbal, dan tes akademik pada membaca, menulis, dan keahlian aritmatik.

PENGOBATAN

Pengobatan yang paling berguna untuk gangguan belajar adalah pendidikan yang secara hati-hati disesuaikan dengan individu anak. Cara seperti membatasi makanan aditif, menggunakan vitamin dalam jumlah besar, dan menganalisa sistem anak untuk trace mineral seringkali dicoba tetapi tidak terbukti. Tidak ada obat-obatan yang cukup efektif pada pencapaian akademis, intelegensi, dan kemampuan pembelajaran umum. Karena beberapa anak dengan gangguan belajar juga mengalami ADHD, obat-obatan tertentu, seperti methylphenidate, bisa meningkatkan perhatian dan konsentrasi, meningkatkan kemampuan anak untuk belajar.

dari : medicastore

Cara Membantu Anak Mengatasi Gangguan Belajar, Tips Bagi Orang Tua

Cara Membantu Anak Mengatasi Gangguan Belajar, Tips Bagi Orang Tua
Anak yang mengalami gangguan belajar sering kali akan menunjukkan gangguan perilaku. Hal ini bisa berdampak pada hubungan pasien dengan orang-orang di sekitarnya (keluarga, guru dan teman-teman sebaya). Untuk itu anak perlu didampingi untuk menghadapi situasi ini.

Orang tua merupakan guru yang pertama dan terdekat dengan anak. Dengan demikian, peran orang tua sangat penting untuk mengenali permasalahan apa yang dialami anak. Selain itu, penting juga untuk menemukan kekuatan atau kemampuan yang dimiliki anak. Hal ini akan membantu orang tua mendukung anak mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri anak.

Tugas anak adalah bermain, maka proses belajar pun sebaiknya menjadi proses yang menyenangkan untuk anak. Apalagi pada anak dengan gangguan belajar, penting untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak membebani anak. Kenali hal apa yang membuat anak merasa senang. Misalnya, jika anak tersebut menyukai lagu tertentu, ajak anak itu belajar sambil memutarkan lagu tersebut. Ijinkan anak membawa mainan kesayangannya saat belajar. Jika anak senang dengan suatu obyek tertentu, misalnya kereta api, sertakan bentuk kereta api dalam pelajaran. Sebagai contoh, anak dengan gangguan berhitung, saat belajar berhitung dapat digunakan gambar kereta api yang dia senangi.

Anak dengan gangguan belajar juga bisa mengalami perasaan rendah diri karena ketidakmampuannya atau karena sering diejek oleh teman-temannya. Untuk itu, penting bagi orang tua memberikan pujian jika ia berhasil melakukan suatu pencapaian. Misalnya, bila suatu kali anak berhasil mendapat nilai yang cukup baik atau mengerjakan tugas dengan benar, maka orang tua hendaknya memberi pujian pada anak. Hal ini akan memotivasi anak untuk berbuat lebih baik, meningkatkan rasa percaya diri dan membantu anak merasa nyaman dengan dirinya.

Keterlibatan pihak sekolah juga perlu diperhatikan karena sebagian besar waktu belajar anak ada di sekolah. Diskusikan dengan guru kelas mengenai kesulitan dan kemampuan anak dalam belajar. Posisi tempat duduk anak di kelas juga bisa membantu anak untuk lebih berkonsentrasi dalam belajar. Akan lebih baik jika anak duduk di depan kelas sehingga perhatiannya tidak teralih ke anak-anak lain atau ke jendela kelas.

Masalah gangguan belajar penting sekali dipahami oleh orang tua dan guru sehingga dapat mendukung dan membantu anak dalam belajar. Jika ditangani dengan tidak benar maka hanya akan menambah permasalahan pada anak. Deteksi dan konsultasi dini pada anak yang diduga mengalami gangguan belajar menjadi faktor penting sehingga anak dapat segera ditangani dengan tepat. Kerja sama antara orang tua, guru dan profesional kesehatan jiwa (psikiater dan psikolog) diperlukan untuk membantu anak menghadapi permasalahan gangguan belajar tersebut.

dari : harian kabar indonesia

banyaknya gangguan belajar pada anak

Proses belajar anak usia Sekolah Dasar merupakan kondisi yang sangat penting sebagai landasan pendidikan anak. Namun demikian, kondisi belajar tersebut terkadang mengalami gangguan yang tentu saja dapat mempengaruhi proses belajar anak. Gangguan belajar terutama pada anak Sekolah Dasar merupakan suatu gejala, yang bisa menjadi bagian dari suatu gangguan tertentu, namun dapat pula sebagai kondisi tersendiri.

Gangguan belajar bisa merupakan salah satu gejala dari gangguan jiwa, seperti retardasi mental, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif, gangguan autisme atau gangguan cemas pada anak. Sedangkan gangguan belajar yang berdiri sendiri, bisa dalam bentuk gangguan membaca (disleksia), gangguan menulis (disgrafia) atau gangguan berhitung (diskalkulia).

Gangguan Membaca (Disleksia)
Gangguan membaca merupakan suatu diagnosis yang ditandai oleh adanya kesulitan berat dalam kemampuan membaca (mengerti bahan bacaan). Kesulitan ini tidak sesuai dengan yang dialami anak lain seusianya dan tidak sesuai dengan kemampuan kognitifnya. Gangguan membaca ini juga tidak berhubungan dengan adanya gangguan perkembangan fisik, motivasi yang kurang, pendidikan yang kurang adekuat, masalah sosial ekonomi dan gangguan pada sistem sensorik (penglihatan dan pendengaran).

Gangguan berhitung (diskalkulia)
Gangguan berhitung atau gangguan matematik merupakan kesulitan dalam kemampuan aritmatik; termasuk berhitung dan menyelesaikan soal-soal aritmatik. Kesulitan ini tidak sesuai dengan kemampuan anak seusianya, tingkat kecerdasan dan pendidikan yang dijalaninya. Selain itu, kesulitan ini juga tidak disertai dengan adanya gangguan penglihatan, pendengaran, fisik atau emosi. Juga tidak berhubungan dengan lingkungan, kultur atau ketidakmampuan ekonomi.

Gangguan Menulis (Disgrafia)
Gangguan menulis merupakan gangguan pada kemampuan menulis anak yaitu kemampuan di bawah rata-rata anak seusianya. Gangguan ini tidak sesuai dengan tingkat kecerdasan dan pendidikan yang telah dijalaninya. Hal tersebut menimbulkan masalah pada akademik anak dan berbagai area kehidupan anak. Menulis merupakan proses penyelesaian masalah (problem solving); yang melibatkan kemampuan penulis dalam menghasilkan bahasa yang dapat dimengerti serta merefleksikan kemampuan dan opini penulis tentang suatu topik.

Deteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Gangguan belajar pada anak penting untuk dideteksi sejak dini. Hal ini karena gangguan belajar dapat mempengaruhi perasaan dan perilaku anak. Perilaku anak dengan gangguan belajar dapat diamati saat di kelas. Anak biasanya tidak dapat duduk tenang di tempatnya, lambat menyelesaikan tugas atau bahkan tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan. Hal ini sebetulnya merupakan bentuk penghindaran dari mengerjakan tugas yang dirasanya sulit.
Perkembangan anak sejak kecil juga bisa merupakan pertanda kemungkinan terjadinya gangguan belajar pada usia sekolah dasar. Anak dengan keterlambatan bicara (belum bisa mengucapkan kalimat sederhana di usia 2 tahun), bisa merupakan faktor prediksi terjadinya gangguan belajar. Gangguan koordinasi motorik, terutama pada usia menjelang taman kanak-kanak, juga bisa menjadi faktor prediksi terjadinya gangguan belajar.

Jika orang tua atau guru melihat tanda-tanda adanya gangguan belajar pada anak, perlu segera dikonsultasikan kepada dokter. Pertama kali dilakukan pemeriksaan ada atau tidaknya gangguan pada penglihatan dan pendengaran. Karena seringkali gangguan pada penglihatan dan pendengaran juga dapat mengganggu kemampuan belajar anak. Pemeriksaan psikologis seperti tingkat kecerdasan (tes IQ), juga perlu dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya tingkat kecerdasan yang kurang, seperti pada retardasi mental. Selain itu, diperiksa juga kemungkinan adanya gangguan jiwa lain seperti autisme, gangguan pemusatan perhatian dan perilaku, atau gangguan kecemasan.

dari : harian kabar indonesia

penyembuhan gangguan konsentrasi

Apabila anak atau siswa mengalami tanda-tanda kelainan atau gangguan konsentrasi dapat dicoba beberapa cara antara lain sebagai berikut :

1. Jika seorang anak dulunya tidak mempunyai masalah konsentrasi sekarang terlihat gelisah, sangat mungkin ada penyebab khusus dari ketergangguannya. Bicaralah padanya dengan cara yang simpatik dan tidak menuduh untuk mengetahui apa yang mengganggunya.

2. Jika Ia bersikeras tidak ada yang masalah, tanyalah dokter anak. Mungkin ada kegelisahan psikologis. Sesuatu seperti virus biasa, bisa menjadikan anak kaku dan mengganggu daya konsentrasinya. Atau bisa jadi anak mengalami masalah pendengaran yang tidak terdeteksi, sehingga kegiatan mendengar membuatnya putus asa.

3. Kemungkinan lain bagi anak yang sangat mudah terganggu adalah menderita kekurangan daya konsentrasi. Bantulah kekurangannya ini dengan memberikan aktivitas dan memperhatikan/mengontrol lebih khusus. Misal;memanggil namanya apabila dia diam atau asyik sendiri.

Apabila anda mempunyai anak yang suka menabrak mainannya,mengganggu terus menerus dan tidak mampu memahami instruksi, tidak selesai menyelesaikan tugas, hubungan dengan teman memburuk. Anak seperti itu bisa jadi menderita kegagalan konsentrasi dan hiperaktif, untuk mengetahui lebih lanjut bisa dikonsultasikan ke psikolog atau psikiater.

(Diambil dari buku “Ajaklah Anak Bicara”,karya Dr.Irwan Prayitno)

gangguan pada anak

Gangguan konsentrasi berhubungan dengan kemampuan anak untuk memperhatikan dan berkonsentrasi,kemampuan yang berkembang seiring dengan perkembangan anak. Anak yang sangat terganggu konsentrasinya mengalami kesulitan untuk memfokuskan konsentrasinya,perhatiannya dan menyelesaikan tugas secara terus menerus. Mereka sering lupa instruksi-instruksi, kehilangan barang-barang dan tidak mendengarkan orang tua dan gurunya.

Mereka mungkin melamun di kelas dan kelihatan gelisah.Perilaku seperti ini tentunya menyulitkan orang tua dan guru.Tapi ingatlah bahwa bisa saja itu adalah karakter bawaannya. Dalam hal ini, adakan kontak mata dan berikan perintah atau instruksi dalam bahasa yang sederhana dan ringkas. Beri waktu jeda dalam mengerjakan PR,tugas rumah atau permainan untuk membantu anak memperoleh energi berkonsentrasi.

Sikap anak yang tidak memperhatikan bisa jadi disebabkan oleh situasi atau kekhawatiran tertentu.Semua anak bisa terlihat terganggu untuk alasan sekecil apapun. Misalnya; Orang Tuanya baru saja bertengkar, Orang tua kabur, suasana kelas/belajar gaduh, anak duduk dengan teman yang suka mengganggu, dsb.


Diambil dari buku “Ajaklah Anak Bicara”,karya Dr.Irwan Prayitno

faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak, yaitu
- faktor internal (dari dalam diri anak itu sendiri)
- faktor eksternal (faktor luar).
Faktor internal tentunya sangat tergantung pada perkembangan fungsi otaknya, yang terjadi sejak ia masih berada di
dalam kandungan ibu, oleh karenanya faktor gizi ibu dan anak sangatlah penting untuk diperhatikan.
Selain hal tersebut di atas ada faktor lain pada diri anak itu sendiri yang dapat mempengaruhi kecerdasannya, yaitu
faktor emosi dan perilaku dari anak tersebut. Dalam kondisi emosi dan perilaku yang terganggu tentunya anak tidak
dapat tumbuh kembang dengan optimal. Ia akan mengalami berbagai macam hambatan dalam tumbuh kembangnya,
seperti gangguan perkembangan fisik, gangguan dalam bidang akademis, dalam interaksi sosial dengan lingkungannya
dan sebagainya.
Selain hal itu faktor eksternal juga sangat penting untuk diperhatikan, karena rnempunyai dampak yang cukup besar
pada turnbuh kembang anak bila faktor ini mengalami masalah.
Kondisi-kondisi seperti ini apabila tidak dideteksi sedini mungkin dan mendapatkan pertolongan secepatnya, dapat
mengakibatkan perkembangan anak terganggu, termasuk kecerdasannya.
Diharapkan dengan intervensi dini anak akan tumbuh kembang dengan optimal sesuai dengan kemampuannya


- Gordon MF: Normal Child Development. In Comprehensive Texbook of Psychiatry Vol. II, seventh edition, Sadock BJ,
Sadock VA, editors. Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, 2000

deteksi penyebab gangguan belajar pada anak

BAGAIMANA DETEKSI DINI KESULITAN BELAJAR ?

Tanda dari kesulitan belajar sangat bervariasi, tergantung dari usia
anak
pada saat itu. Sensitivitas atau kepekaan orang tua dan guru
seringkali
sangat membantu dalam deteksi dini. Orang tua atau guru yang melihat
adanya
kesenjangan yang konsisten antara kemampuan akademik anak dengan
kemampuan
rata-rata teman sekelasnya atau prestasi anak yang tidak kunjung
meningkat
walaupun pelajaran tambahan sudah diberikan, haruslah mulai berpikir
apa
yang sebenarnya terjadi dalam diri sang anak. Apalagi jika disertai
oleh
beberapa gejala di bawah ini ;.
o Untuk anak pra-sekolah ;
§ Keterlambatan berbicara jika dibandingkan anak seusianya
§ Adanya kesulitan dalam pengucapan kata
§ Kemampuan penguasaan jumlah kata yang minim
§ Seringkali tidak mampu menemukan kata yang sesuai untuk suatu
kalimat
§ Kesulitan untuk mempelajari dan mengenali angka, huruf dan
nama-nama hari dalam seminggu
§ Mengalami kesulitan dalam menghubung-hubungkan kata dalam suatu
kalimat
§ Kegelisahan yang sangat ekstrim dan mudah teralih perhatiannya
§ Kesulitan berinteraksi dengan anak seusianya
§ Menunjukkan kesulitan dalam mengikuti suatu petunjuk atau rutinitas
tertentu
§ Selalu menghindari permainan `puzzles'
§ Menghindari pelajaran menggambar atau prakarya tertentu seperti
menggun-ting
o Untuk anak usia sekolah
§ Mempunyai kemampuan daya ingat yang buruk
§ Selalu membuat kesalahan yang konsisten dalam mengeja dan membaca,
misalnya huruf b dibaca d, huruf m dibaca w, kesalahan transposisi
yaitu
kata roda dibaca dora
§ Lambat untuk mempelajari hubungan antara huruf dengan bunyi
pengucapannya
§ Bingung dengan operasionalisasi tanda-tanda dalam pelajaran
matematika, misalnya tidak dapat membedakan antara tanda – dengan +,
tanda
+ dengan x, dll
§ Sulit dalam mempelajari keterampilan baru, terutama yang
membutuhkan kemampuan daya ingat yang baik
§ Sangat aktif, tidak mampu menyelesaikan satu tugas/kegiatan
tertentu secara tuntas
§ Impulsif ( bertindak sebelum berpikir )
§ Sulit konsentrasi atau perhatiannya mudah teralih
§ Sering melakukan pelanggaran baik di sekolah atau di rumah
§ Tidak bertanggung jawab terhadap kewajibannya
§ Tidak mampu merencanakan kegiatan sehari-harinya
§ Problem emosional seperti mengasingkan diri, pemurung, mudah
tersinggung atau acuh terhadap lingkungannya
§ Menolak bersekolah
§ Mengalami kesulitan dalam mengikuti petunjuk atau rutinitas tertentu
§ Ketidakstabilan dalam menggenggam pensil/pen
§ Kesulitan dalam mempelajari pengertian tentang hari / waktu

Jika orang tua atau guru menemukan beberapa gejala di atas maka
sebaiknya
dilakukan evaluasi oleh tenaga profesional seperti, dokter anak atau
psikiater anak atau tenaga profesional lainnya.

oleh dr. Tjhin Wiguna, SpKJ
Psikiater Anak, Klinik Anakku Green Ville

jenis kesulitan belajar

JENIS KESULITAN BELAJAR

Kesulitan belajar bukanlah suatu diagnosis tunggal semata-mata,
melainkan
terdiri dari berbagai jenis gangguan dengan berbagai macam gejala,
penyebab, pengobatan dan perjalanan penyakit. Tidak semua problem
belajar
merupakan suatu kesulitan belajar. Ada anak yang menunjukkan
perkembangan
suatu keahlian tertentu lebih lambat daripada anak lain seusianya dan
sebaliknya, tetapi masih dalam batas kewajaran. Untuk menentukan
apakah
seorang anak mengalami kesulitan belajar tertentu atau tidak
digunakan
pedoman yang diambil dari Diagnostic & Statistical Manual of Mental
Disorders IV ( DSM - IV ).

Ada 2 kelompok besar kesulitan belajar, yaitu ;
1. Gangguan Perkembangan Wicara & Berbahasa
Problem wicara & bahasa seringkali merupakan indikator awal adanya
kesulitan belajar pada seorang anak. Gangguan berbahasa pada anak
usia
balita berupa keterlambatan komunikasi baik verbal ( berbicara )
maupun
non-verbal. Secara umum dapat dikatakan bahwa bila anak berusia 2
tahun
belum dapat mengatakan kalimat 2 kata yang berarti, maka anak
mengalami
keterlambatan perkembangan wicara-bahasa.
Anak dengan Gangguan Perkembangan Wicara & Bahasa dapat mengalami
kesulitan
untuk ;
· Memproduksi suara huruf/kata tertentu
· Menggunakan bahasa verbal/tutur dalam berkomunikasi, tetapi
pemahaman bahasanya baik. Orang tua sering kali berkata " anak saya
mengerti apa yang saya ucapkan, tetapi belum bias berbicara ".
· Memahami bahasa verbal yang dikemukakan oleh orang lain,
walaupun kemampuan pendengarannya baik. Anak hanya dapat meniru kata-
kata
tanpa mengerti artinya ( membeo ).
2. Gangguan Kemampuan Akademik ( Academic Skills Disorders )
Ada 3 jenis Gangguan Kemampuan Akademik ;
o Gangguan Membaca
Membaca merupakan dasar utama untuk memperoleh kemampuan belajar di
bidang
lainnya. Proses membaca ini merupakan suatu proses yang kompleks yang
melibatkan ke dua belahan otak. Persentasi dari Gangguan Membaca ini
dikatakan sebesar 2- 8 % dari anak usia sekolah. Anak yang mengalami
Gangguan Membaca menunjukkan adanya ;
i. Inakurasi dalam membaca, seperti ;
§ Membaca lambat, kata demi kata jika dibandingkan dengan anak
seusianya, intonasi suara turun naik tidak teratur
§ Sering terbalik dalam mengenali huruf dan kata, misalnya antara
kuda dengan daku, palu dengan lupa, huruf b dengan d, p dengan q, dll
§ Kacau terhadap kata yang hanya sedikit perbedaannya, misalnya bau
dengan buah, batu dengan buta, rusa dengan lusa, dll
§ Sering mengulangi dan menebak kata-kata atau frasa
ii. Pemahaman yang buruk dalam membaca, dalam arti anak tidak
mengerti
isi cerita/teks yang dibacanya.

o Gangguan Menulis Ekspresif
Kondis ini ditandai oleh ketidakmampuan anak untuk membuat suatu
komposisi
tulisan dalam bentuk teks, dan keadaan ini tidak sesuai dengan
tingkat
perkembangan anak seusianya. Gejala utamanya ialah adanya kesalahan
dalam
mengeja kata-kata, kesalahan tata bahasa, kesalahan tanda baca,
paragraf
dan tulisan tangan yang sangat buruk. Selain itu, mereka juga
mengalami
kemiskinan tema dalam karangannya.
· Gangguan Berhitung
Gangguan Berhitung merupakan suatu gangguan perkembangan kemampuan
aritmetika atau keterampilan matematika yang jelas mempengaruhi
pencapaian
prestasi akademikanya atau mempengaruhi kehidupan sehari-hari anak.
Gejala
yang ditampilkan di antaranya ialah;
§ Kesulitan dalam mempelajari nama-nama angka
§ Kesulitan dalam mengikuti alur suatu hitungan
§ Kesulitan dengan pengertian konsep kombinasi dan separasi
§ Inakurasi dalam komputasi
§ Selalu membuat kesalahan hitungan yang sama
§ Dll


oleh dr. Tjhin Wiguna, SpKJ
Psikiater Anak, Klinik Anakku Green Ville

gangguan belajar pada anak

BERBAGAI JENIS GANGGUAN FISIK DAN PSIKIATRIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TIMBULNYA KESULITAN BELAJAR PADA ANAK.

I. GANGGUAN FISIK
Gangguan dalam sistim saraf pusat/otak anak atau organ pendengaran
atau
organ penglihatan, misalnya oleh karena adanya infeksi baik langsung
maupun
tidak langsung pada otak, trauma pada otak, penyakit bawaan, gangguan
konduksi listrik ( epilepsi ), gangguan metabolic sistemik, dll.
Semua ini
dapat yang menyebabkan timbulnya disfungsi otak minimal, yang mungkin
bermanifestasi dalam berbagai bentuk gangguan psikiatrik, di
antaranya
ialah kesulitan belajar.

II. GANGGUAN PSIKIATRIK
o Retardasi Mental
Kondisi ini ditandai oleh tingkat kecerdasan anak yang berada di
bawah
rata-rata. Anak akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan kegiatan
sehari-hari sebagaimana anak seusianya, seperti mengurus dirinya
sendiri,
melakukan pekerjaan rumah atau berinteraksi dengan lingkungannya.
o Gangguan Pemusatan Perhatian & Hiperaktivitas.
Ciri utama dari gangguan ini adalah kesulitan anak untuk memusatkan
perhatian-nya yang timbul pada lebih dari satu situasi, misalnya di
rumah,
di sekolah dan di dalam kendaraan, dll, dapat disertai atau tidak
disertai
dengan hiperaktivitas. Gangguan ini disebabkan oleh adanya kelainan
fungsi
inhibisi perilaku dan kontrol diri. Anak tidak mampu untuk
berkonsentrasi
pada satu pekerjaan tertentu, dan merencanakan tujuan dari pekerjaan
tersebut. Ia tidak mampu menyusun langkah-langkah dalam usaha untuk
mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian ia akan mengalami kesulitan
dalam
menyimak pelajaran yang diberikan gurunya, dan akhirnya ia tidak
mengerti
apa yang diterangkan oleh gurunya itu.
· Gangguan Tingkah Laku
Pada anak yang mengalami gangguan ini seringkali dikatakan sebagai
anak
nakal, sulit diatur, suka melawan, sering membolos dan berperilaku
antisosial, dll. Anak dengan Gangguan Tingkah Laku ini seringkali
mempunyai
prestasi akademik di bawah taraf yang diperkirakan. Kesulitan belajar
yang
terjadi dikarenakan anak sering membolos, malas, motivasi belajar
yang
kurang, kurang disiplin, dll.
o Gangguan Depresi
Seorang anak yang mengalami Gangguan Depresi akan menunjukkan gejala-
gejala
seperti,
o Perasaan sedih yang berkepanjangan
o Suka menyendiri
o Sering melamun di dalam kelas/di rumah
o Kurang nafsu makan atau makan berlebihan
o Sulit tidur atau tidur berlebihan
o Merasa lelah, lesu atau kurang bertenaga
o Merasa rendah diri
o Sulit konsentrasi dan sulit mengambil keputusan
o Merasa putus asa
o Gairah belajar berkurang
o Tidak ada inisiatif, hipo/hiperaktivitas
Anak dengan gejala-gejala depresi akan memperlihatkan kreativitas,
inisiatif dan motivasi belajar yang menurun, dengan demikian akan
menimbulkan kesulitan belajar sehingga membuat prestasi belajar anak
menurun hari demi hari.

oleh dr. Tjhin Wiguna, SpKJ
Psikiater Anak, Klinik Anakku Green Ville

Sabtu, 20 Maret 2010

tanda-tanda adhd

Tanda-tanda ADHD

Ada tiga tanda utama anak yang menderita ADHD, yaitu:

- Tidak ada perhatian. Ketidak mampuan memusatkan perhatian pada beberapa hal seperti membaca, menyimak pelajaran, atau melakukan permainan. Seseorang yang menderita ADHD akan mudah sekali teralih perhatiannya karena bunyi bunyian, gerakan, bau bauan atau pikiran, tetapi dapat memusatkan perhatian dengan baik jika ada yang menarik minatnya.

- Hiperaktif. Mempunyai terlalu banyak energi. Misalnya berbicara terus menerus, tidak mampu duduk diam, selalu bergerak, dan sulit tidur

- Impulsif. Bertindak tanpa dipikir, misalnya mengejar bola yang lari ke jalan raya, menabrak pot bunga pada waktu berlari di ruangan, atau ìberbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu akibatnyaî.

Setiap anak yang seringkali bertindak seperti contoh-contoh diatas selama lebih dari enam bulan berturut-turut, dibandingkan dengan anak seusianya, dapat didiagnosa menderita ADHD. Gejala ini biasanya muncul sebelum si anak berusia enam tahun.

Jenis ADHD

ADHD adalah sebuah kondisi yang amat kompleks; gejalanya berbeda-beda. Para ahli mempunyai perbedaan pendapat mengenai hal ini, akan tetapi mereka menggunakan jenis ADHD berikut ini:

1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau Impulsif. Mereka tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini kebanyakan ada pada anak perempuan. Mereka seringkali melamun dan dapat digambarkan seperti sedang berada ìdi awang-awangî.

2. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif, tetapi tidak bisa memusatkan perhatian. Tipe ini seringkali ditemukan pada anak- anak kecil.

3. Tipe gabungan mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif. Kebanyakan anak anak termasuk tipe seperti ini. Problem yang Juga Ditemukan Pada Anak Dengan ADHD Anak dengan tipe ADHD diatas mungkin juga mempunyai problem dalam memperhatikan instruksi, menyelesaikan tugas, berhubungan dengan anak lain, atau duduk tenang. Artinya mereka seringkali membuat masalah di rumah, dijuluki sebagai anak nakal di sekolah, dan diganggu oleh teman-temannya. Keadaan ini seringkali membuat si anak berpikir bahwa dia tidak baik, yang membuatnya rendah diri dan tidak percaya diri. Penting sekali untuk membantu anak kita mengatasi problem ADHD ini. Harapan kami buku pegangan ini dapat

merupakan saran akan apa yang seharusnya dilakukan agar anak anda dapat tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan bahagia.

penelitian tentang autisme

Penelitian baru dari Melbourne's Howard Florey Institute membantu menjelaskan mengapa anak-anak dengan gangguan spektrum autisme (autis) memiliki kesulitan pemecahan masalah.

Fungsional Menggunakan teknologi pencitraan resonansi magnetik (fMRI) the Florey ilmuwan telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan autisme memiliki lebih sedikit aktivasi di bagian dalam otak yang bertanggung jawab untuk fungsi eksekutif (perhatian, penalaran dan pemecahan masalah).

Pemimpin riset Dr Ross kata Cunnington autisme dikenal memiliki penyebab biologis, tetapi penelitian neuroimaging ini jelas menunjukkan disfungsi otak yang diperhitungkan untuk mengapa anak-anak dengan autisme mempunyai masalah dengan fungsi eksekutif mereka.

"Menemukan mengapa anak-anak dengan autisme memiliki gangguan fungsi eksekutif dapat membantu mengembangkan terapi yang lebih baik untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk membayar perhatian dan memecahkan masalah," kata Dr Cunnington.

"Khususnya, kami menemukan bahwa kegiatan di nucleus caudatus, merupakan bagian penting dari rangkaian yang menghubungkan korteks prefrontal otak, berkurang anak laki-laki dengan autisme."

"Temuan ini memiliki implikasi penting, karena sirkuit otak prefrontal memainkan peran penting dalam mempertahankan dan memusatkan perhatian, perencanaan dan menetapkan tujuan, dan tujuan menjaga di memory selama pemecahan masalah dan pengambilan keputusan."

"Temuan kami menunjukkan disfungsi neuroimaging dalam sirkuit otak prefrontal ini sekarang menjelaskan mengapa anak-anak dengan autisme mempunyai masalah dengan belajar dan pemecahan masalah," katanya.

Dr Cunnington bersama dengan mahasiswa PhD, Tim Sutera, juga telah belajar anak-anak dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan telah menemukan kesamaan di gangguan fungsi eksekutif khusus pada anak-anak dengan ADHD dan autisme.

Studi yang dilakukan autisme dengan anak laki-laki usia 11 sampai 18 tahun yang telah autisme atau Asperger's disorder, serta anak laki-laki tanpa kondisi.

Autisme mempengaruhi satu dalam 100 Australia dan merupakan kondisi seumur hidup yang mempengaruhi cara orang berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Orang yang terkena autisme biasanya menampilkan kerusakan utama dalam interaksi sosial, komunikasi dan perilaku (Pembatasan kepentingan dan perilaku repetitif).

Mayoritas orang dengan autisme juga memiliki cacat intelektual. Mereka yang mengidap gangguan biasanya rata-rata atau di atas kecerdasan rata-rata dan mungkin memiliki kemampuan komunikasi yang relatif baik, tetapi kesulitan belajar khusus.

Florey ilmuwan yang bekerja sama dengan para ilmuwan dari Monash University, the Brain Research Institute dan Texas Tech University di Amerika Serikat. Hasil dari penelitian ini adalah akan segera diterbitkan di American Journal of Psychiatry.

The Howard Florey Institute adalah AustraliaÆs memimpin pusat penelitian otak. Para ilmuwan melakukan penelitian terapan klinis dan yang dapat dikembangkan menjadi perawatan untuk memerangi gangguan otak, dan praktek-praktek medis baru. Penemuan mereka akan memperbaiki kehidupan orang-orang secara langsung, dan tidak langsung, dipengaruhi oleh pikiran otak dan gangguan di Australia, dan di seluruh dunia. FloreyÆs daerah penelitian yang mencakup berbagai macam kelainan otak dan pikiran ParkinsonÆs termasuk penyakit, stroke, penyakit motor neuron

si kecil adhd

Si kecil ADHD?

Biasanya, anak usia tiga, empat, atau lima tahun senang ke sana-sini, gampang teralihkan perhatian, serta cenderung tantrum alias cepat ngambek. Namun, bila si kecil selalu menangis setiap kali Anda ‘mencoba’ meninggalkan rumah, sering membuat masalah ketika bermain dengan anak lain, serta bikin onar di sekolah, Anda mungkin akan bertanya-tanya, apakah semua itu merupakan gejala awal ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).

Diagnosa
“Pada kebanyakan anak di bawah usia enam tahun, ADHD agak sulit didiagnosa,” kata James Perrin, M.D., ketua komite ADHD di American Academy of Pediatrics. Namun, ia menambahkan, kabar baiknya adalah anak Anda belum tentu membutuhkan diagnosa itu. Anda masih bisa kok, mengasah keterampilan yang berhubungan dengan perilaku yang bermanfaat bagi semua anak. Anak prasekolah perlu dibentuk, mampu mengantisipasi, membagi tugas dalam langkah-langkah yang mudah, serta mendapat hadiah untuk kesuksesan kecil. Namun, beberapa anak membutuhkan hal ini lebih dari anak lain.

Rutinitas sederhana
Isyarat secara visual amat menolong. Misalnya, bila salah satu anak Anda selalu menempati tempat duduk saudaranya saat nonton TV, letakkan dua buah handuk sehingga jelas posisi duduk masing-masing. Atau jika anak punya masalah memfokuskan perhatian ketika berpakaian di pagi hari, tugas ini dipecah menjadi langkah-langkah yang lebih sederhana (“Pertama, pakai celana pendek kamu. Sekarang, baru pakai kausnya.”) serta ilustrasikan semua ini dengan bagan di dekat tempat tidur si kecil. Beri hadiah begitu ia melakukannya dengan benar. Bersabarlah; bisa jadi butuh waktu sampai berminggu-minggu sebelum Anda melihat ada kemajuan. “Tapi bila pada akhirnya ia bisa mengenakan sendiri pakaiannya, ini berarti Anda punya rencana yang bisa dijalankan anak Anda,” kata Sharon Weiss, konsultan perilaku dan penulis From Chaos to Calm: Effective Parenting for Challenging Children with ADHD and Other Behavioral Problems.

Bantuan luar
Jika Anda sudah mencoba pendekatan tersebut dan anak Anda masih saja punya masalah dalam melakukan berbagai hal, bicarakan dengan dokter anak Anda, yang mungkin akan merujuknya ke pakar kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater anak, atau dokter anak yang juga pakar perkembangan perilaku. Para pakar ini bisa mendiagnosa kasus-kasus langka ADHD yang bisa diderita anak di usia ini – atau membantu menguak keterlambatan perkembangan, bila ada. “Ia mungkin saja bilang, Anda punya anak umur empat tahun yang sangat unik,” kata dr. Perrin. “Tapi paling bagus sih, ya diperiksa lebih lanjut.”

Rabu, 10 Maret 2010

Fetishism

Definisi Fetishism / Fetisme

Fetishism / Fetishme
Adalah sebuah hasrat seksual terdahap suatu bagian tubuh, objek, atau kegiatan / gerakan pada tubuh. Ini merupakan sebuah “penyakit” psikologi yg membuat penderita fetishism (Fetishist) terobsesi pada bagian tubuh / objek / gerakan, mencintai hanya bagian tubuh itu, dan peningkatan hasrat seksual pada bagian bagian tertentu itu. Misalnya :
1. Bagian Tubuh : Mata, Hidung, Bibir, Ketiak, Pusar, dll
2. Objek Pada Tubuh : kacamata, stocking, lingerine, korset, behel, dll
3. Gerakan Atau Kegiatan : mengibas rambut, berkeringat, anal, dll

Kenapa disebut dengan penyakit, karena penderita fetishism ini tidak akan tertarik selain objek dari fetish-nya itu sendiri (biasa disebut partialism). Misalnya seseorang Fetishist tertarik pada mata seorang wanita, dia tidak akan peduli bila wanita itu berwajah monster, cacat, atau yg lain. Bagi dia, mata wanita itu, sempurna.

Penyebab Fetishism / Fetishme
Menurut beberapa ahli kejiwaan. Hasrat fetish bisa timbul karena pengalaman traumatic dari penderita, misalnya salah satu orang yg sangat dia sayang meninggal, dan beberapa tahun kemudian dia bertemu seseorang yg memiliki bibir yg sama dengan orang yg dia sayang itu. Namun, banyak juga yg mengatakan bahwa fetishme itu muncul karena adanya faktor alami dari otak si penderita yg mengingat terus menerus bagian / objek / kegiatan orang yg disayanginnya. Misalnya, anda sedang rindu dengan kekasih anda, anda membayangkannya dalam pikiran anda. Anda selalu ingat saat dia tersenyum, tertawa, berjalan, dan akhirnya lama kelamaan berubah menjadi sebuah fetisism.

Tingkatan Fetishism / Fetisme
Ada lima tingkatan Fetishist dilihat dari tindakan atau seberapa jauh hasrat Fetishist kepada parts / objek / kegiatan yg dicintainya, berikut :

1. Tingkat I : Pemuja (Desires)
Ini adalah tahap awal. Tidak terlalu terpengaruh atau fetish tidak terlalu mengganggu pikiran seseorang. Contohnya adalah saat seorang pria mengidamkan wanita dengan payudara yg besar, rambut pirang, atau berbibir tipis. Namun bila pria ini tidak mendapatkan wanita yg diimpikannya itu, dia tidak akan terlalu mempermasalahkannya dan hubungan seksual dengan wanita itu tetap berjalan normal.

2. Tingkat II : Pecandu (Cravers)
Ini adalah tingkatan lanjutan dari tingkat awal. Saat seseorang Fetishist telah mencapai tahap ini, psikologi orang ini akan membuat dirinya “amat membutuhkan” pasangan dengan fetish tertentu yg didambakannya. Bila hal itu tidak dapat terpenuhi, akan mengganggu hubungan seksual orang ini, misalnya hilang hasrat seksual atau tidak tercapainya organsme / climaks.

3. Tingkat III : Fetishist Tingkat Menengah
Ini termasuk tingkat yg berbahaya, Fetishist akan melakukan apapun demi mendapakan fetish yg dia inginkan dengan menculik, menyiksa, atau hal2 sadis lainnya. Hasrat seksual Fetishist ini hanya akan terlampiaskan dengan seseorang yg memiliki bagian yg dia inginkan TIDAK PEDULI ITU LAWAN JENIS ATAUPUN SEJENIS

4. Tingkat IV : Fetishist Tingkat Tinggi
Lebih sadis dari tingkat III, pada tingkat ini seseorang TIDAK AKAN PEDULI DENGAN HAL LAIN DILUAR FETISH-Nya. Misal Fetish seseorang adalah stocking wanita, maka dia tidak membutuhkan wanita itu, hanya stockingnya saja . Dan yg lebih parah adalah bila Fetish seseorang adalah bagian tubuh, dia hanya membutuhkan bagian tubuh orang itu saja dan tidak peduli dengan orang yg memiliki bagian tubuh itu sendiri, OMG parah dah .

5. Tingkat V : Fetishistic Murderers
Singkat kata, yang ini mah udah parah banget. Rela membunuh, memutilasi, demi mendapatkan fetish yg dia inginkan.